Ilmumedsos.com - Dokter spesialis memiliki pengetahuan yang lebih mendalam dibandingkan dengan dokter umum. Oleh karena itu, seharusnya "website spesialis" bisa membahas topik secara lebih rinci dan mendalam daripada "website umum".
Selain itu, dokter spesialis juga lebih sering menjadi pilihan ketika pasien ingin mencari jawaban mengenai penyakit yang dideritanya. Hal ini juga seharusnya berlaku untuk "website spesialis", di mana website ini seharusnya lebih sering dijadikan rujukan atau top of mind saat orang-orang mencari informasi mengenai topik yang dibahas oleh website tersebut.
Namun, di sisi lain, mesin pencari seperti Google seharusnya lebih menyukai "website spesialis". Menurut Google, website yang memiliki "Experience", "Expertise", dan "Authority" akan memiliki konten yang lebih terpercaya. Oleh karena itu, seharusnya "website spesialis" lebih disukai oleh Google dan memiliki peringkat yang lebih tinggi daripada "website umum" yang memiliki topik yang lebih beragam.
Meskipun begitu, pada kenyataannya tidak selalu demikian. Ada beberapa contoh di mana "website umum" yang memiliki topik yang lebih umum justru memiliki peringkat yang lebih tinggi di mesin pencari daripada "website spesialis" yang memiliki topik yang lebih spesifik.
Sebagai contoh, ketika seseorang mencari informasi mengenai "filler hidung", "website spesialis" dari sebuah klinik kecantikan hanya muncul di halaman kedua mesin pencari, sedangkan "website umum" seperti alodoketer dan hellosehat bahkan situs seperti orami dan kompas yang lebih umum memiliki peringkat yang lebih tinggi.
Demikian pula, ketika seseorang mencari informasi mengenai "bahaya pasang behel", "website spesialis" dari penyedia jasa perapihan gigi juga kalah posisi dibandingkan "website umum."
Hal ini terjadi karena beberapa faktor. Pertama, kualitas konten pada "website spesialis" mungkin tidak menunjukkan kedalaman ilmunya dengan baik, sehingga tidak menarik minat mesin pencari.
Kedua, "website spesialis" mungkin tidak memiliki kuantitas konten yang cukup atau tidak update secara konsisten setiap hari, sehingga kurang menarik bagi mesin pencari.
Ketiga, mungkin terdapat kesalahan teknis pada "website spesialis" seperti penggunaan link yang sulit di-crawl oleh mesin pencari.
Keempat, "website spesialis" mungkin belum memiliki brand authority yang cukup tinggi, sehingga kurang dikenal dan dipercaya oleh pengguna.
Jika Anda memiliki "website spesialis" dan merasa kalah performa SEO-nya dibandingkan dengan "website umum" yang lebih populer, maka perlu dilakukan introspeksi terhadap keempat hal tersebut.
Pastikan konten yang dibuat memang menunjukkan kedalaman ilmu, konsisten dalam menulis, mengikuti best practice teknis dari mesin pencari, dan membangun brand authority yang tinggi untuk meningkatkan performa SEO "website spesialis" Anda.
Posting Komentar